Kamis, 31 Maret 2011

Hingga aku menutup mata, aku masih tetap dijalan ini

Jika saja jalan ini indah, pasti tak sedikit kan mengiringi..
Jika saja jalan ini mudah, lihatlah betapa banyak yang bertahan..
Jika saja jalan ini singkat, akan banyak yang setia menyertai..
Jika saja jalan ini menjanjikan nikmat dunia, maka akan banyak yang tergiur manisnya..

Namun jalan ini tak semulus itu..
Begitu banyak onak dan duri..
Penuh kerikil tajam menanti di hadapan..
Begitu sulit dan berkelok-kelok..
Bagitu panjang dan jauh membentang..

Perahu Kehidupan

Ku selalu menyatakan bahwa hidup ibarat mengendarai sebuah perahu kecil..
Dalam perjalanan ini, kita tak pernah tahu, kemana angin akan membawa kita..
Ada kalanya dalam hidup ini, kita membuat berbagai perencanaan, mimpi dan harapan..
Begitu indah, begitu manis, begitu sempurna..
Berbagai harapan telah kita gantung dengan indah di langir-langit asa..

Aku dan Bapak.., Tak Ada..

Hampir setengah jam ku tercenung di depan layar kecil ini..
Yang nampak hanya kursor hitam yang sedari tadi berkedip di sudut kiri atas kotak putih ini..
Otakku blank, tak ada yang mampu ku tulis, pun hanya sebuah kalimat..
Entah kenapa akhir-akhir ini kepala ku dipenuhi sosok itu, bapak..
Sekian tahun ku hidup dan besar di tangan seorang ibu..
Limpahan kasih sayang darinya dan kakak-kakakku membuatku lupa bahwa aku tak punya bapak..

Ukhti.., Kamipun Pernah Merasakannya

Tertegun aku malam ini, seorang saudariku mengeluhkan semua kegundahan hatinya..
Dia lelah dan mulai jenuh dengan aktifitas dakwah dan tarbiyah..
Entah kenapa hatinya begitu sulit dia gerakkan ke majelis-majelis ilmu lagi..
Ku terdiam dan mendengar semua ceritanya..
Setelah dia selesai, akupun tersenyum dan berkata..

Ukhti, bukan hanya kau yang merasakannya, aku juga demikian..
Bahkan akhwat-akhwat yang lain yang mungkin keilmuannya jauh di atas kitapun juga merasakannya.

Berhentilah Ketika Kau Harus Berhenti

Putaran kehidupan ini amatlah melelahkan
Bergerak tak henti bagai roda yang terus berputar
Manusia seakan berkejaran dengan semunya kenikmatan duniawi
Dan siapa yang lambat akan tertinggal jauh di belakang
Dan kita adalah salah satu pelakonnya..

Terkadang, mata kita nanar menatap karena tersapaut debu dunia
Ada kalanya jiwa kita letih mengikuti arus yang seakan memaksa kita ikut berlari

Kasih Yang Tersia

Ini adalah sebuah cerita yang menggambarkan bagaimana kasih sayang orang tua kepada kita, tapi terkadang banyak yang tidak mensyukurinya.

Seorang pemuda sebentar lagi akan diwisuda, sebentar lagi dia akan Menjadi seorang sarjana, akhir dari jerih payahnya selama beberapa tahun di bangku pendidikan. Beberapa bulan yang lalu dia melewati sebuah showroom, dan saat itu dia jatuh cinta kepada sebuah mobil sport, keluaran terbaru dari Ford. Selama beberapa bulan dia selalu membayangkan, nanti pada saat wisuda ayahnya pasti akan membelikan mobil itu kepadanya. Dia yakin, karena dia anak satu-satunya dan ayahnya sangat sayang padanya, sehingga dia yakin banget nanti dia pasti akan mendapatkan mobil itu. Dia pun berangan-angan mengendarai mobil itu, bersenang-senang dengan teman-temannya, bahkan semua mimpinya itu dia ceritakan keteman-temannya.

Bukan Cinta Biasa

Eko Pratomo Suyatno, ada yang tidak kenal lelaki bersahaja ini? Namanya sering muncul di koran, televisi, di buku-buku investasi dan keuangan. Dia adalah Direktur Fortis Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment dan salah seorang di balik kemajuan industri reksadana di Indonesia dan juga seorang pemimpin dari sebuah perusahaan investasi reksadana besar di negeri ini.

Adikku Sayang

Aku lahir di suatu desa di pegunungan yang sangat terpencil. Untuk memenuhi kebutuhan kami, setiap hari dengan berpeluh orangtuaku membajak lahan kami yang tandus. Dan, aku mempunyai seorang adik laki-laki yag usianya tiga tahun lebih muda dari aku.
Suatu saat, karena tertarik untuk membeli sebuah sapu tangan yang di pakai oleh banyak gadis di desa kami, aku mencuri uag lima puluh sen dari laci ayahku.

Aku Datang Maisyah

Aku telah dilanda keinginan mengebu untuk menikah. Bahkan sudah kujalani semua cara agar cepat bisa melaksanakan sunah Rasul yang satu ini. Malah aku selalu mengimpikannya di tiap malam menjelang tidur.


Gadis yang kuidamkan sejak kecil, bahkan menjadi teman main bersama, ternyata dinikahi orang lain. Padahal dia sudah ngaji. Sedih juga rasanya. Ada juga yang aku dapatkan dari orang yang aku kenal baik, dan sudah kujalani “prosedurnya”. Tapi ternyata kandas karena aku dinilai masih terlalu muda untuk menikah.

Seindah Cinta Ketika Berlabuh..

Awalnya, aku bertemu dengannya di sebuah acara yang diselenggarakan di rumahku sendiri. Gadis itu sangat berbeda dengan cewek-cewek lain yang sibuk berbicara dengan laki-laki dan berpasang-pasangan. Sedangkan dia dengan pakaian muslimah rapi yang dikenakannya membantu mamaku menyiapkan hidangan dan segala kebutuhan dalam acara tersebut. Sesekali gadis itu bermain di taman bersama anak-anak kecil yang lucu, kulihat betapa lembutnya dia dengan senyuman manis kepada anak-anak. Dari sikapnya itu aku tertarik untuk mengenalnya. Akhirnya dengan pede-nya keberanikan diri untuk mendekatinya dan hendak berkenalan dengannya. Namun, kenyataannya dia menolak bersalaman dengannku, dan cuma mengatakan, “Maaf...” dan berlalu begitu saja meninggalkanku.

Bidadari Syurga

Namanya Aini. begitu ummi biasa memanggilnya. Salah satu "adik" terbaik yang pernah ummi miliki, yang pernah ummi temui dan alhamdulillah Allah pertemukan ummi dengannya.

Seharusnya 20 Nopember nanti genap ia menginjak usia 37 tahun. Beberapa tahun bersamanya, banyak contoh yang bisa ummi ambil darinya. Kedewasaan sikap, keshabaran, keistiqomahan, dan pengabdian yang luar biasa meretas jalan dakwah ini. Seorang muharrik dakwah yang tangguh dan tak pernah menyerah. Sosok yang tidak pernah mengeluh, tidak pernah putus asa dan memiliki khusnuzon yang teramat tinggi kepada Allah. Dan dia adalah salah satu amanah ummi terberat, ketika memang harusnya ia sudah memasuki sebuah jenjang pernikahan.

Afnan, Gadis Sholehah..

Aku akan meriwayatkan kepada anda kisah yang sangat berkesan ini, seakan-akan anda mendengarnya langsung dari lisan ibunya.
Berkatalah ibu gadis kecil tersebut: Saat aku mengandung putriku, Afnan, ayahku melihat sebuah mimpi di dalam tidurnya. Ia melihat banyak burung pipit yang terbang di angkasa. Di antara burung-burung tersebut terdapat seekor merpati putih yang sangat cantik, terbang jauh meninggi ke langit. Maka aku bertanya kepada ayah tentang tafsir dari mimpi tersebut. Maka ia mengabarkan kepadaku bahwa burung-burung pipit tersebut adalah anak-anakku, dan sesungguhnya aku akan melahirkan seorang gadis yang bertakwa. Ia tidak menyempurnakan tafsirnya, sementara akupun tidak meminta tafsir tentang takwil mimpi tersebut.

Seorang Gadis Sholehah Bernama Bar'ah

Ini adalah kisah gadis berumur 10 tahun bernama Bar`ah, yang orangtuanya dokter dan telah pindah ke Arab Saudi untuk mencari kehidupan yang lebih baik.
Pada usia ini, Bar `ah menghafal seluruh Al Qur’an dengan tajweed, dia sangat cerdas dan gurunya mengatakan bahwa dia sudah maju untuk anak seusianya. Keluarganya kecil dan berkomitmen untuk Islam dan ajaran-ajarannya … . hingga suatu hari ibunya mulai merasa sakit perut yang parah dan setelah beberapa kali diperiksakan diketahuilah ibu bar’ah menderita kanker, dan kanker ini sudah dalam keadaan stadium akhir/kronis.

Ayah Kembalikan Tanganku



Karya Harie Insani Putra
Dimuat di Radar Banjarmasin

KARENA biaya hidup di kota besar serba sulit, biaya makan mahal, pakaian yang dikenakan juga mahal maka sepasang suami istri itu keduanya harus bekerja untuk mencukupi kebutuhan hidup mereka yang kian bervariasi.
Karena semuanya serba mahal maka semuanya juga harus mensiasati tingkah laku keadaan, keadaan di mana semua toko-toko bak raksasa dengan berbusana cinderella mempertontonkan keistimewaan barang-barang baru yang mau tak mau cara-cara semacam itu semakin banyak ditiru. Dan dari situlah predikat kota terlihat nampak jelas; mahal, dan kota industri memaksa manusia-manusia kota menjadi konsumtif dengan produk-produk temuannya.

Kisah dua Tukang Sol

Mang Udin, begitulah dia dipanggil, seorang penjual jasa perbaikan sepatu yang sering disebut tukang sol. Pagi buta sudah melangkahkan kakinya meninggalkan anak dan istrinya yang berharap, nanti sore hari mang Udin membawa uang untuk membeli nasi dan sedikit lauk pauk. Mang Udin terus menyusuri jalan sambil berteriak menawarkan jasanya. Sampai tengah hari, baru satu orang yang menggunakan jasanya. Itu pun hanya perbaikan kecil.

Talk Show Menarik..!!

Jangan Lewatkan Kesempatan Baik ini...